Kondisi pendidikan indonesia ternyata masih seperti yang dulu penuh dengan tindakan-tindakan memalukan seperti ada siswa yang menyontek waktu ujian, orang tua siswa yang bekerjasama dengan guru untuk sebuah nilai bagi anaknya (kolusi nilai), guru yang memberi nilai kepada siswanya berdasarkan kasihan agar ia dipandang berhasil dalam memdidik siswa dan guru yang memberikan nilai berdasarkan pada jasa yang telah diberikan siswa terhadap guru di kegiatan pembelajaran (nilai jasa). Benar kata masyarakat asing yang datang ke Indonesia, Indonesia itu orangnya baik-baik, ramah dan penyayang serta tau balas budi. Itu semua memang kultur kita tapi apakah kultur tersebut dapat kita praktekan di pendidikan, apa jadinya pendidikan jika kultur itu di masukkan dalam pendidikan kita?, mau jadi apa pendidikan kita jika kultur di pendidikan tetap seperti itu?, yah kalau menurut orang-orang mah keluaran pendidikan tetap menjadi manusia tapi belum tentu perilakunya apakah tetap menjadi manusia atau menjadi yang lain seperti hewan contohnya. Mari kita lihat hasil pendidikan terdahulu yang sekarang duduk di pemerintahan dan dewan perwakilan rakyat yang agung. Kita lihat apakah perilaku mereka terpuji atau tidak. Dari serentetan berita yang di jabarkan media televisi memberitakan perilaku dari aparat pemerintah maupun yang lain (DPR) bekerja sama dalam mengkayakan diri sendiri dengan harta rakyat (yang lebih kerennya korupsi), Apakah ini wajah hasil dunia pendidikan yang di banggakan?.
Kamis, 28 Februari 2008
3 Penyakit Pemberi Nilaian Guru (Kolusi, Kasiha dan Jasa)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar