Kamis, 28 Februari 2008

Tontonan yang Menarik Tapi Merugikan

Senang, enjoy dan bahagia bila kita melihat sesuatu yang menarik penglihatan mata apa lagi bila ketiga aspek tersebut benar-benar dirasakan wah pasti tambah betah lagi melihat hal itu. Kenapa saya berucap begitu, coba kita pikirkan aspek apa yang cocok untuk hal seperti itu?. Jawabannya televisi, kenapa televisi? Memang televisi dapat membawa kita pada suasana tersebut bahkan dapat menghilangkan otak kita yang tadinya stress menjadi rileks. Kenapa orang-orang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk di depan benda tersebut?, kalau tidak ada suatu perasaan yang menarik dan menyenangkan yang ditimbulkan benda tersebut apakah orang mau betah lama-lama di depan benda terseut?, pasti tidak kan. Kalau kita bandingkan manah yang lebih masyarakat pilih membaca buku-buku pengetahuan atau menonton siaran televisi seperti sinetron, gosib, talk show kuis atau yang lainnya, pasti mereka lebih memilih menonton kan. Tontonan itu memang menarik tapi mengapa masyarakat kita tidak melihat segi negatifnya dan efek perubahan mental dan budaya yang kita anut. Mau contoh, nih saya kasih contoh salah satunya sinetron yang menceritakan tentang ABG dan kehiduupan remaja. Dalam tayangan tersebut ABG dan remaja yang baru berumur antara 13-18 tahun sudah berani pacaran, tapi tidak hanya itu saja mereka selalu berpakaian minim dan ekstra ketat serta perilaku lain seperti melawan orang tua, guru, berkelahi antar teman, pakai obat terlarang, berhubungan intim di luar nikah, atau yang lainnyalah. Apakah masyarakat tidak merasakan efeknya terhadap generasi muda bangsa ini. Apakah kita belum cukup puas dengan melihat berita-berita pemerkosaan gadis dibawah umur, remaja yang mati karena over dosis obat terlarang, hamil diluar nikah dan yang lainnyalaha. Mari kita renungkan kembali mungkinkah siaran tersebut dapat dipertahankan dan kenapa kita seolah-olah tidak ada taring untuk melawannya, kalau juga ada yang melawannya mereka pasti dikatakan orang yang kuno, primitif, udik, gak tau perkembangan zaman, norak, ayo apalagi sebutannya Yang pasti itu sebuatan untuk orang-orang yang menolak. Menurut pendapat saya ada beberapa aspek yang dapat membendung perilaku tersebut seperti:

  1. Perkuat akhlaq ibadah agama dan perbanyak penguasaaan ilmu agama pada individu masing-masing
  2. Peranserta orang tua yang harus lebih di optimalkan dalam pemantauan dan komunikasi kepada anak.
  3. masyarakat dan ulama yang harus lebiha tegas lagi menerapkan lingkungan yang bermoral, beretika serta beragama untuk menciptakan suatu lingkungan yang baik.
  4. Peran pemerintah dalam penyaringan siaran-siaran televisi tersebut yang harus lebih di tingkatkan.

Semua itu memang berat menurut saya karena melawan kebiasaaan kita yang telah terbentuk sejak lama bercokol di kepribadian kita, tapi kalau perubahan tersebut berdampak pada suatu hal yang positif kenapa kita harus menunda-nudanya.

Tidak ada komentar: